Di tengah maraknya demo dua perusahaan taksi besar yang hari ini yang cenderung anarkis dan malah menimbulkan antipati konsumen, ada dua hal yang bisa dicermati dari peristiwa ini yaitu hadirnya Disruption Economy (Ekonomi Disrupsi) dan Application Economy (Ekonomi Aplikasi) dalam kehidupan kita di Indonesia.
Kita hidup di era ketika ponsel pintar semakin terjangkau, komunikasi semakin mudah, tumbuhnya masyarakat kelas menengah semakin besar, dan semakin menyatunya ekonomi Indonesia dengan ekonomi Global. Hasilnya? Go-Jek, Uber, Grab, AirBnB dan banyak lagi. Uber kini menjadi perusahaan taksi terbesar di dunia demikian pula dengan AirBnb yang menjadi perusahaan dengan rangkaian hotel terbesar di seluruh dunia.
Orang yang memiliki motor atau mobil pribadi dengan bantuan aplikasi bisa menyediakan layanan transportasi, orang yang memiliki apartemen atau kamar kosong bisa menyewakannya lewat aplikasi AirBnB. Beberapa tatanan ekonomi standar mulai mengalami perubahan. Inilah era disruption economy dan application economy.
Apa itu ekonomi disrupsi dan ekonomi aplikasi?
Jeff Boss dalam artikel di Forbes mengatakan:
With every new tectonic shift in technology comes a new workplace response; a new experience that eventually snowballs into a larger cultural transformation down the road and impacts how people experience their everyday routine.
Dengan setiap perubahan besar yang baru dalam teknologi hadir sebuah tanggapan tempat kerja yang baru, sebuah pengalaman baru yang pada akhirnya akan semakin membesar menjadi transformasi budaya seiring perjalanannya dan berdampak pada cara orang mengalami rutinitas mereka sehari-hari.
Perubahan ini kata Boss, akan hadir di tengah-tengah kita dan akan terus hadir. Lalu apa ekonomi aplikasi itu?
Definisi dari Technopedia mengatakan: App economy refers to the range of economic activity surrounding mobile applications. Mobile apps created new fortunes for entrepreneurs and changed the way business is done. The app economy encompasses the sale of apps, ad revenue or public relations generated by free apps, and the hardware devices on which apps are designed to run.
Ekonomi aplikasi merujuk pada berbagai jenis kegiatan ekonomi di seputar aplikasi pada perangkat bergerak. Aplikasi mobile ini menciptakan kekayaan baru bagi wirausahawan dan mengubah cara melakukan bisnis. Ekonomi aplikasi mencakup penjualan aplikasi, pendapatan iklan atau hubungan masyarakat yang dihasilkan aplikasi, dan perangkat keras yang dirancang untuk menjalankan aplikasi ini.
Era ekonomi aplikasi dan disrupsi telah mengubah perilaku konsumen yang baru. Perubahan itu terlihat dalam cara kita memesan ojek, cara kita memesan tiket pesawat, cara kita memesan hotel, cara kita naik taksi dan banyak lagi yang kini semakin berkembang ke sendi-sendi kehidupan lainnya.
Perubahan dalam teknologi ini juga menginspirasi cara-cara baru dalam membeli dan menjual dengan perubahan dari fisik ke virtual. Kita tidak perlu lagi membeli ke supermarket atau mall, dengan aplikasi kita bisa membeli semua barang itu dan mengirimkannya ke rumah. Kita tidak perlu lagi menunggu taksi lama-lama, kita tidak perlu lagi harus memanggil abang ojek di sudut jalan dan bisa menjemput konsumen secara langsung.
Ekonomi aplikasi juga telah membuat perubahan di mana pelanggan kini lebih mungkin merasakan pengalaman produk atau brand Anda melalui aplikasi daripada orang.
Gagalkah perusahaan taksi ini mengantisipasi era ekonomi aplikasi dan disrupsi? Blue Bird meluncurkan aplikasinya yang pertama jauh sebelum Uber dan Grab meluncurkan aplikasinya. Mereka memulainya dalam platform BlackBerry yang dulu memang populer, walau belakangan beralih ke iOS dan Android, sosialisasinya aplikasi ini kurang. Bandingkan dengan berjibunnya promosi dari Uber dan Grab saat pertama kali mereka hadir yang menciptakan word-to-mouth promotion yang kuat. Selain itu platform bisnis yang berbeda juga membuat mereka kalah bersaing.
Apa pelajaran yang bisa dipetik dari peristiwa ini bagi perusahaan? Konsolidasi ke dalam dan mempertimbangkan aspek application economy ke dalam aktivitas mereka dengan pelanggan dan mencari peluangnya. Era kini adalah era di mana citra perusahaan tidak hanya dilihat dari aktivitas CSR atau iklan di TV semata, tapi dari bagus tidaknya dan pengalaman yang mereka alami pada aplikasi yang mereka miliki di dalam genggaman ponsel mereka.
Perlukah perusahaan saya membuat aplikasi? Ya, mengapa tidak. Perusahaan Asuransi kini bisa membuat aplikasi bagi para nasabahnya untuk memeriksa apakah pembayaran mereka sudah jatuh tempo lalu melakukan upgrade selling dengan memberikan berbagai penawaran. Perusahaan consumer goods ((FMCG) bisa membuat aplikasi yang akan memberikan info-info produk sekaligus terhubung dengan situs gerai online untuk menjual dan mengirimkan produk-produknya. Peluangnya masih sangat besar.
Era Ekonomi Disrupsi dan Aplikasi sudah hadir di tengah-tengah kita. Sudahkah Anda dan perusahaan Anda mempersiapkan strateginya?
oleh Hikmat Gumilar
disadur dari Kompasiana, Selasa, 22 Maret 2016
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/penerjemah-id/demo-taksi-hadirnya-ekonomi-disrupsi-dan-ekonomi-aplikasi_56f0ca97747a615a110446e2
Di tengah maraknya demo
dua perusahaan taksi besar yang hari ini yang cenderung anarkis dan
malah menimbulkan antipati konsumen, ada dua hal yang bisa dicermati
dari peristiwa ini yaitu hadirnya Disruption Economy (Ekonomi Disrupsi)
dan Application Economy (Ekonomi Aplikasi) dalam kehidupan kita di
Indonesia.
Kita hidup di era ketika ponsel pintar semakin terjangkau, komunikasi
semakin mudah, tumbuhnya masyarakat kelas menengah semakin besar, dan
semakin menyatunya ekonomi Indonesia dengan ekonomi Global. Hasilnya?
Go-Jek, Uber, Grab, AirBnB dan banyak lagi. Uber kini menjadi perusahaan
taksi terbesar di dunia demikian pula dengan AirBnb yang menjadi
perusahaan dengan rangkaian hotel terbesar di seluruh dunia.
Orang yang memiliki motor atau mobil pribadi dengan bantuan aplikasi
bisa menyediakan layanan transportasi, orang yang memiliki apartemen
atau kamar kosong bisa menyewakannya lewat aplikasi AirBnB. Beberapa
tatanan ekonomi standar mulai mengalami perubahan. Inilah era disruption
economy dan application economy.
Apa itu ekonomi disrupsi dan ekonomi aplikasi?
Jeff Boss dalam artikel di Forbes mengatakan:
With every new tectonic shift in technology comes a new workplace
response; a new experience that eventually snowballs into a larger
cultural transformation down the road and impacts how people experience
their everyday routine.
Dengan setiap perubahan besar yang baru dalam teknologi hadir sebuah
tanggapan tempat kerja yang baru, sebuah pengalaman baru yang pada
akhirnya akan semakin membesar menjadi transformasi budaya seiring
perjalanannya dan berdampak pada cara orang mengalami rutinitas mereka
sehari-hari.
Perubahan ini kata Boss, akan hadir di tengah-tengah kita dan akan terus
hadir.
Lalu apa ekonomi aplikasi itu? Definisi dari Technopedia mengatakan:
App economy refers to the range of economic activity surrounding mobile
applications. Mobile apps created new fortunes for entrepreneurs and
changed the way business is done. The app economy encompasses the sale
of apps, ad revenue or public relations generated by free apps, and the
hardware devices on which apps are designed to run.
Ekonomi aplikasi merujuk pada berbagai jenis kegiatan ekonomi di seputar
aplikasi pada perangkat bergerak. Aplikasi mobile ini menciptakan
kekayaan baru bagi wirausahawan dan mengubah cara melakukan bisnis.
Ekonomi aplikasi mencakup penjualan aplikasi, pendapatan iklan atau
hubungan masyarakat yang dihasilkan aplikasi, dan perangkat keras yang
dirancang untuk menjalankan aplikasi ini.
Era ekonomi aplikasi dan disrupsi telah mengubah perilaku konsumen yang
baru. Perubahan itu terlihat dalam cara kita memesan ojek, cara kita
memesan tiket pesawat, cara kita memesan hotel, cara kita naik taksi dan
banyak lagi yang kini semakin berkembang ke sendi-sendi kehidupan
lainnya.
Perubahan dalam teknologi ini juga menginspirasi cara-cara baru dalam
membeli dan menjual dengan perubahan dari fisik ke virtual. Kita tidak
perlu lagi membeli ke supermarket atau mall, dengan aplikasi kita bisa
membeli semua barang itu dan mengirimkannya ke rumah. Kita tidak perlu
lagi menunggu taksi lama-lama, kita tidak perlu lagi harus memanggil
abang ojek di sudut jalan dan bisa menjemput konsumen secara langsung.
Ekonomi aplikasi juga telah membuat perubahan di mana pelanggan kini
lebih mungkin merasakan pengalaman produk atau brand Anda melalui
aplikasi daripada orang.
Gagalkah perusahaan taksi ini mengantisipasi era ekonomi aplikasi dan
disrupsi? Blue Bird meluncurkan aplikasinya yang pertama jauh sebelum
Uber dan Grab meluncurkan aplikasinya. Mereka memulainya dalam platform
BlackBerry yang dulu memang populer, walau belakangan beralih ke iOS dan
Android, sosialisasinya aplikasi ini kurang. Bandingkan dengan
berjibunnya promosi dari Uber dan Grab saat pertama kali mereka hadir
yang menciptakan word-to-mouth promotion yang kuat. Selain itu platform
bisnis yang berbeda juga membuat mereka kalah bersaing.
Apa pelajaran yang bisa dipetik dari peristiwa ini bagi perusahaan?
Konsolidasi ke dalam dan mempertimbangkan aspek application economy ke
dalam aktivitas mereka dengan pelanggan dan mencari peluangnya. Era kini
adalah era di mana citra perusahaan tidak hanya dilihat dari aktivitas
CSR atau iklan di TV semata, tapi dari bagus tidaknya dan pengalaman
yang mereka alami pada aplikasi yang mereka miliki di dalam genggaman
ponsel mereka.
Perlukah perusahaan saya membuat aplikasi? Ya, mengapa tidak. Perusahaan
Asuransi kini bisa membuat aplikasi bagi para nasabahnya untuk
memeriksa apakah pembayaran mereka sudah jatuh tempo lalu melakukan
upgrade selling dengan memberikan berbagai penawaran. Perusahaan
consumer goods ((FMCG) bisa membuat aplikasi yang akan memberikan
info-info produk sekaligus terhubung dengan situs gerai online untuk
menjual dan mengirimkan produk-produknya. Peluangnya masih sangat besar.
Era Ekonomi Disrupsi dan Aplikasi sudah hadir di tengah-tengah kita.
Sudahkah Anda dan perusahaan Anda mempersiapkan strateginya?
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/penerjemah-id/demo-taksi-hadirnya-ekonomi-disrupsi-dan-ekonomi-aplikasi_56f0ca97747a615a110446e2
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/penerjemah-id/demo-taksi-hadirnya-ekonomi-disrupsi-dan-ekonomi-aplikasi_56f0ca97747a615a110446e2
Di tengah maraknya demo
dua perusahaan taksi besar yang hari ini yang cenderung anarkis dan
malah menimbulkan antipati konsumen, ada dua hal yang bisa dicermati
dari peristiwa ini yaitu hadirnya Disruption Economy (Ekonomi Disrupsi)
dan Application Economy (Ekonomi Aplikasi) dalam kehidupan kita di
Indonesia.
Kita hidup di era ketika ponsel pintar semakin terjangkau, komunikasi
semakin mudah, tumbuhnya masyarakat kelas menengah semakin besar, dan
semakin menyatunya ekonomi Indonesia dengan ekonomi Global. Hasilnya?
Go-Jek, Uber, Grab, AirBnB dan banyak lagi. Uber kini menjadi perusahaan
taksi terbesar di dunia demikian pula dengan AirBnb yang menjadi
perusahaan dengan rangkaian hotel terbesar di seluruh dunia.
Orang yang memiliki motor atau mobil pribadi dengan bantuan aplikasi
bisa menyediakan layanan transportasi, orang yang memiliki apartemen
atau kamar kosong bisa menyewakannya lewat aplikasi AirBnB. Beberapa
tatanan ekonomi standar mulai mengalami perubahan. Inilah era disruption
economy dan application economy.
Apa itu ekonomi disrupsi dan ekonomi aplikasi?
Jeff Boss dalam artikel di Forbes mengatakan:
With every new tectonic shift in technology comes a new workplace
response; a new experience that eventually snowballs into a larger
cultural transformation down the road and impacts how people experience
their everyday routine.
Dengan setiap perubahan besar yang baru dalam teknologi hadir sebuah
tanggapan tempat kerja yang baru, sebuah pengalaman baru yang pada
akhirnya akan semakin membesar menjadi transformasi budaya seiring
perjalanannya dan berdampak pada cara orang mengalami rutinitas mereka
sehari-hari.
Perubahan ini kata Boss, akan hadir di tengah-tengah kita dan akan terus
hadir.
Lalu apa ekonomi aplikasi itu? Definisi dari Technopedia mengatakan:
App economy refers to the range of economic activity surrounding mobile
applications. Mobile apps created new fortunes for entrepreneurs and
changed the way business is done. The app economy encompasses the sale
of apps, ad revenue or public relations generated by free apps, and the
hardware devices on which apps are designed to run.
Ekonomi aplikasi merujuk pada berbagai jenis kegiatan ekonomi di seputar
aplikasi pada perangkat bergerak. Aplikasi mobile ini menciptakan
kekayaan baru bagi wirausahawan dan mengubah cara melakukan bisnis.
Ekonomi aplikasi mencakup penjualan aplikasi, pendapatan iklan atau
hubungan masyarakat yang dihasilkan aplikasi, dan perangkat keras yang
dirancang untuk menjalankan aplikasi ini.
Era ekonomi aplikasi dan disrupsi telah mengubah perilaku konsumen yang
baru. Perubahan itu terlihat dalam cara kita memesan ojek, cara kita
memesan tiket pesawat, cara kita memesan hotel, cara kita naik taksi dan
banyak lagi yang kini semakin berkembang ke sendi-sendi kehidupan
lainnya.
Perubahan dalam teknologi ini juga menginspirasi cara-cara baru dalam
membeli dan menjual dengan perubahan dari fisik ke virtual. Kita tidak
perlu lagi membeli ke supermarket atau mall, dengan aplikasi kita bisa
membeli semua barang itu dan mengirimkannya ke rumah. Kita tidak perlu
lagi menunggu taksi lama-lama, kita tidak perlu lagi harus memanggil
abang ojek di sudut jalan dan bisa menjemput konsumen secara langsung.
Ekonomi aplikasi juga telah membuat perubahan di mana pelanggan kini
lebih mungkin merasakan pengalaman produk atau brand Anda melalui
aplikasi daripada orang.
Gagalkah perusahaan taksi ini mengantisipasi era ekonomi aplikasi dan
disrupsi? Blue Bird meluncurkan aplikasinya yang pertama jauh sebelum
Uber dan Grab meluncurkan aplikasinya. Mereka memulainya dalam platform
BlackBerry yang dulu memang populer, walau belakangan beralih ke iOS dan
Android, sosialisasinya aplikasi ini kurang. Bandingkan dengan
berjibunnya promosi dari Uber dan Grab saat pertama kali mereka hadir
yang menciptakan word-to-mouth promotion yang kuat. Selain itu platform
bisnis yang berbeda juga membuat mereka kalah bersaing.
Apa pelajaran yang bisa dipetik dari peristiwa ini bagi perusahaan?
Konsolidasi ke dalam dan mempertimbangkan aspek application economy ke
dalam aktivitas mereka dengan pelanggan dan mencari peluangnya. Era kini
adalah era di mana citra perusahaan tidak hanya dilihat dari aktivitas
CSR atau iklan di TV semata, tapi dari bagus tidaknya dan pengalaman
yang mereka alami pada aplikasi yang mereka miliki di dalam genggaman
ponsel mereka.
Perlukah perusahaan saya membuat aplikasi? Ya, mengapa tidak. Perusahaan
Asuransi kini bisa membuat aplikasi bagi para nasabahnya untuk
memeriksa apakah pembayaran mereka sudah jatuh tempo lalu melakukan
upgrade selling dengan memberikan berbagai penawaran. Perusahaan
consumer goods ((FMCG) bisa membuat aplikasi yang akan memberikan
info-info produk sekaligus terhubung dengan situs gerai online untuk
menjual dan mengirimkan produk-produknya. Peluangnya masih sangat besar.
Era Ekonomi Disrupsi dan Aplikasi sudah hadir di tengah-tengah kita.
Sudahkah Anda dan perusahaan Anda mempersiapkan strateginya?
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/penerjemah-id/demo-taksi-hadirnya-ekonomi-disrupsi-dan-ekonomi-aplikasi_56f0ca97747a615a110446e2
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/penerjemah-id/demo-taksi-hadirnya-ekonomi-disrupsi-dan-ekonomi-aplikasi_56f0ca97747a615a110446e2
Di tengah maraknya demo
dua perusahaan taksi besar yang hari ini yang cenderung anarkis dan
malah menimbulkan antipati konsumen, ada dua hal yang bisa dicermati
dari peristiwa ini yaitu hadirnya Disruption Economy (Ekonomi Disrupsi)
dan Application Economy (Ekonomi Aplikasi) dalam kehidupan kita di
Indonesia.
Kita hidup di era ketika ponsel pintar semakin terjangkau, komunikasi
semakin mudah, tumbuhnya masyarakat kelas menengah semakin besar, dan
semakin menyatunya ekonomi Indonesia dengan ekonomi Global. Hasilnya?
Go-Jek, Uber, Grab, AirBnB dan banyak lagi. Uber kini menjadi perusahaan
taksi terbesar di dunia demikian pula dengan AirBnb yang menjadi
perusahaan dengan rangkaian hotel terbesar di seluruh dunia.
Orang yang memiliki motor atau mobil pribadi dengan bantuan aplikasi
bisa menyediakan layanan transportasi, orang yang memiliki apartemen
atau kamar kosong bisa menyewakannya lewat aplikasi AirBnB. Beberapa
tatanan ekonomi standar mulai mengalami perubahan. Inilah era disruption
economy dan application economy.
Apa itu ekonomi disrupsi dan ekonomi aplikasi?
Jeff Boss dalam artikel di Forbes mengatakan:
With every new tectonic shift in technology comes a new workplace
response; a new experience that eventually snowballs into a larger
cultural transformation down the road and impacts how people experience
their everyday routine.
Dengan setiap perubahan besar yang baru dalam teknologi hadir sebuah
tanggapan tempat kerja yang baru, sebuah pengalaman baru yang pada
akhirnya akan semakin membesar menjadi transformasi budaya seiring
perjalanannya dan berdampak pada cara orang mengalami rutinitas mereka
sehari-hari.
Perubahan ini kata Boss, akan hadir di tengah-tengah kita dan akan terus
hadir.
Lalu apa ekonomi aplikasi itu? Definisi dari Technopedia mengatakan:
App economy refers to the range of economic activity surrounding mobile
applications. Mobile apps created new fortunes for entrepreneurs and
changed the way business is done. The app economy encompasses the sale
of apps, ad revenue or public relations generated by free apps, and the
hardware devices on which apps are designed to run.
Ekonomi aplikasi merujuk pada berbagai jenis kegiatan ekonomi di seputar
aplikasi pada perangkat bergerak. Aplikasi mobile ini menciptakan
kekayaan baru bagi wirausahawan dan mengubah cara melakukan bisnis.
Ekonomi aplikasi mencakup penjualan aplikasi, pendapatan iklan atau
hubungan masyarakat yang dihasilkan aplikasi, dan perangkat keras yang
dirancang untuk menjalankan aplikasi ini.
Era ekonomi aplikasi dan disrupsi telah mengubah perilaku konsumen yang
baru. Perubahan itu terlihat dalam cara kita memesan ojek, cara kita
memesan tiket pesawat, cara kita memesan hotel, cara kita naik taksi dan
banyak lagi yang kini semakin berkembang ke sendi-sendi kehidupan
lainnya.
Perubahan dalam teknologi ini juga menginspirasi cara-cara baru dalam
membeli dan menjual dengan perubahan dari fisik ke virtual. Kita tidak
perlu lagi membeli ke supermarket atau mall, dengan aplikasi kita bisa
membeli semua barang itu dan mengirimkannya ke rumah. Kita tidak perlu
lagi menunggu taksi lama-lama, kita tidak perlu lagi harus memanggil
abang ojek di sudut jalan dan bisa menjemput konsumen secara langsung.
Ekonomi aplikasi juga telah membuat perubahan di mana pelanggan kini
lebih mungkin merasakan pengalaman produk atau brand Anda melalui
aplikasi daripada orang.
Gagalkah perusahaan taksi ini mengantisipasi era ekonomi aplikasi dan
disrupsi? Blue Bird meluncurkan aplikasinya yang pertama jauh sebelum
Uber dan Grab meluncurkan aplikasinya. Mereka memulainya dalam platform
BlackBerry yang dulu memang populer, walau belakangan beralih ke iOS dan
Android, sosialisasinya aplikasi ini kurang. Bandingkan dengan
berjibunnya promosi dari Uber dan Grab saat pertama kali mereka hadir
yang menciptakan word-to-mouth promotion yang kuat. Selain itu platform
bisnis yang berbeda juga membuat mereka kalah bersaing.
Apa pelajaran yang bisa dipetik dari peristiwa ini bagi perusahaan?
Konsolidasi ke dalam dan mempertimbangkan aspek application economy ke
dalam aktivitas mereka dengan pelanggan dan mencari peluangnya. Era kini
adalah era di mana citra perusahaan tidak hanya dilihat dari aktivitas
CSR atau iklan di TV semata, tapi dari bagus tidaknya dan pengalaman
yang mereka alami pada aplikasi yang mereka miliki di dalam genggaman
ponsel mereka.
Perlukah perusahaan saya membuat aplikasi? Ya, mengapa tidak. Perusahaan
Asuransi kini bisa membuat aplikasi bagi para nasabahnya untuk
memeriksa apakah pembayaran mereka sudah jatuh tempo lalu melakukan
upgrade selling dengan memberikan berbagai penawaran. Perusahaan
consumer goods ((FMCG) bisa membuat aplikasi yang akan memberikan
info-info produk sekaligus terhubung dengan situs gerai online untuk
menjual dan mengirimkan produk-produknya. Peluangnya masih sangat besar.
Era Ekonomi Disrupsi dan Aplikasi sudah hadir di tengah-tengah kita.
Sudahkah Anda dan perusahaan Anda mempersiapkan strateginya?
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/penerjemah-id/demo-taksi-hadirnya-ekonomi-disrupsi-dan-ekonomi-aplikasi_56f0ca97747a615a110446e2
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/penerjemah-id/demo-taksi-hadirnya-ekonomi-disrupsi-dan-ekonomi-aplikasi_56f0ca97747a615a110446e2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar