Persoalan
harga daging sapi di saat momen Ramadhan dan menjelang hari raya Idul Fitri
terus menjadi polemik.
Melambungnya
harga daging menjadi fokus yang dihadapi pemerintahan Jokowi saat ini.
Kementerian
Pertanian bersama Kementerian Perindustrian, Perdagangan, Koperasi UKM, dan
BUMN telah bersinergi secara bersama-sama mengatasi persoalan harga komoditas
pokok di Indonesia.
Sementara
harga kebutuhan pokok di berbagai daerah masih berbeda-beda dan belum mengalami
penurunan secara signifikan terutama daging sapi.
Ketua
Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh
Boediyana mempertanyakan apakah kebijakan pemerintah saat ini ingin menurunkan
harga daging sapi atau menstabilkan harga.
"Peternak
ini nggak ngerti maksud pemerintah,
mau menurunkan harga daging sapi atau mau menstabilakan harga, ini belum
jelas," ujar Teguh kepada Kompas.com,
Kamis (16/6/2016).
Teguh
menjelaskan, jika pemerintah mau menstabilkan harga daging sapi berarti harga
yang dilepaskan ke pasar tidak terlampau jauh dari harga normal.
"Karena
pengertian menstabilkan dan menurunkan beda," tambah Teguh.
Teguh
juga menegaskan jika menurunkan harga standar di bawah Rp 80.000, yang penting
jangan sampai mengganggu peternak sapi lokal.
"Kalau
menurunkan sampai di bawah Rp 80.000 yang penting jangan sampai mengusik
peternak lokal, karena saat ini idealnya harga daging sapi lokal di tingkat
peternak itu sekitar Rp 109.000 per kilogram" katanya.
Teguh
menekankan, dengan adanya kebijakan impor sapi, jangan sampai ada upaya-upaya
di kemudian hari untuk memaksakan kehendak harga yang diinginkan pemerintah
kepada peternak sapi lokal.
disadur
dari Kompas, Kamis, 16 Juni 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar