Hari-hari
ini perhatian kita masih disibukkan dengan berita melonjaknya harga bahan
pangan atau harga pangan bertahan tinggi, di tanah air. Harga daging di tingkat
pengecer di pasar tradisional masih bertahan di atas Rp 115.000 per kilogram,
bawang merah masih diatas Rp 38.000 per kilo. Lalu harga cabai merah biasa
maupun cabai merah keriting masih di atas Rp 32.000 per kilogram.
Pemerintah
tampaknya mulai kewalahan menangani masalah lonjakan harga pada puasa dan
menjelang Lebaran tahun ini. Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong pun
hanya bisa mengakui telat membuat kebijakan impor beberapa jenis bahan pangan,
seperti daging.
Upaya
pemerintah untuk melawan spekulan bahan pangan pada puasa dan Lebaran tahun ini
sebenarnya tak kurang. Bahkan Presiden Joko Widodo pun terang terangan
menginstruksikan menteri-menterinya untuk menjungkir-balikkan kebiasaan
kenaikan harga bahan pangan menjelang Lebaran. Misalnya mematok harga daging
harus bisa turun ke kisaran Rp 80.000 per kilo.
Tak
hanya itu, sebelumnya pemerintah telah mengubah fungsi Perum Bulog, yang
tadinya hanya mengurus gabah dan beras, kini harus belepotan mengurusi suplai
daging sapi, bawang merah juga gula pasir. Tak hanya itu, mereka juga mendapat
peran untuk menjaga stabilitas harga kedelai bahkan jagung.
Hanya
saja upaya memberikan kerjaan tambahan kepada Bulog ini tak bisa berjalan
mulus. Seperti kita tahu selama beberapa tahun terakhir ini Bulog hanya
mengurus beras, dan gabah. Jadi wajar jika mereka kelabakan saat mendapat tugas
mengurus bawang merah, gula dan komoditas pangan lainnya.
Seperti
urusan menjaga stabilitas harga bawang merah. Bulog dikabarkan kerepotan saat
menangani penyimpanan bawang merah yang mereka borong dari petani. Walhasil
ratusan ribu ton bawang merah membusuk sehingga berpotensi merugikan lembaga
ini.
Memang
bukan perkara gampang untuk mengurus bawang merah. Perusahaan raksasa makanan
di negeri ini pun tak berani berspekulasi mengumpulkan bawang merah dari petani
karena tak memiliki teknologi untuk menyimpan dan membuatnya tahan lama.
Kini
peran mereka untuk menjaga stabilitas harga komoditas pangan lain menjadi
dipertanyakan. Sudah saatnya pemerintah mengkaji mana peran yang harus diemban
oleh Bulog untuk urusan stabilitas harga pangan, dan mana yang bisa dibagi
kepada swasta dan masyarakat
oleh Syamsul
Ashar
disadur
dari Kontan, Senin, 13 Juni 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar