Harapan kami [KADIN] dengan adanya
perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016 ini, pemerintah akan
menjadi lebih realistis. Pemerintah harus lebih banyak melihat realita
penerimaan negara sejak awal tahun 2016 ini.
Pemerintah tentunya punya keinginan
untuk mengalokasikan anggaran pembiayaan yang cukup bagi setiap program. Namun,
dengan realita penerimaan negara lesu yang seperti sekarang ini, pemerintah
semestinya bisa lebih selektif dalam membelanjakan atau mengalokasikan
pengeluaran tahun ini.
Misalnya pengeluaran yang sifatnya
pasti harus disesuaikan kembali. Pemerintah harus mempertimbangkan mana program
yang seharusnya dijalankan segera, dan mana program yang masih bisa ditunda
pelaksanaannya.
Masalah dari APBN kita saat ini
adalah penerimaan negara yang jauh di bawah ekspektasi. Apalagi apabila jika
menilik dari sisi penerimaan pajak, penerimaan negara tahun ini tampaknya menjadi
agak berat.
Karena itu, saya berpendapat dalam
Rancangan APBN Perubahan 2016 ini, seharusnya pemerintah memberikan alokasi
anggaran kepada program-program yang mampu menjaga daya beli masyarakat.
Hal ini supaya bisa meningkatkan
konsumsi dalam negeri, sekaligus memelihara daya beli masyarakat. Selama
kuartal I-2016, konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama pertumbuhan
ekonomi.
Kami semua [KADIN] punya harapan
kalau perubahan anggaran ini secara cepat bisa menunjang performa perekonomian
kita ke depan. Hal ini supaya pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pemerintah
sebesar 5,3% juga bisa tercapai.
Satu lagi hal yang paling penting
dan harus dipertimbangkan oleh pemerintah dalam menyusun perubahan APBN 2016
musti menyesuaikan pengeluaran dengan pendapatan. Jangan sampai pemerintah
mendahulukan pengeluaran dulu baru nanti mencari pendapatan.
oleh Rosan Perkasa Roeslani
disadur
dari Kontan, Jum’at, 3 Juni 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar