Kawasan
perkotaan di Indonesia berkembang begitu pesat.
Akhirnya,
tren urbanisasi pun tidak bisa dihindari.
Pada
dasarnya urbanisasi bisa menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi regional maupun
nasional.
Dalam
laporan United Nations World Urbanization Prospects tahun 2014 disebutkan
proporsi penduduk perkotaan di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 53 persen.
Ini
serupa dengan China dan lebih tinggi dibandingkan negara-negara Asia lain,
seperti India, Thailand, Filipina, dan Vietnam.
Namun
demikian, tren urbanisasi di Indonesia belum mampu menstimulasi pertumbuhan
ekonomi seperti halnya negara-negara lainnya yang menjadi peer Indonesia.
"Penduduk
urban di Indonesia tumbuh lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan urban dunia.
Akan tetapi, dampak urbanisasi dalam mendorong PDB per kapita di Indonesia
belum setinggi negara-negara peer," kata Arief Hartawan, Direktur
Departemen Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) di
Jakarta, Rabu (1/6/2016).
Arief
menyebut, data Bank Dunia menyatakan setiap 1 persen urbanisasi Indonesia
berkorelasi dengan 2 persen pertumbuhan PDB.
Sementara
itu, di China berkorelasi dengan 6 persen pertumbuhan PDB, di Vietnam 8 persen,
Thailand 10 persen, dan India 6 persen.
"Dampak
urbanisasi terhadap PDB Indonesia kecil sekali. Kita kalah dengan Thailand dan
Vietnam," jelas Arief.
Lebih
lanjut, Arief menyatakan, urbanisasi dapat berkontribusi besar terhadap
perekonomian apabila penduduk yang masuk ke perkotaan adalah individu yang
memiliki keterampilan bagus, tingkat pendidikan baik, dan kualitas diri yang
mendukung lainnya.
Tipe
individu ini, kata Arief, dapat menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan
ekonomi.
"Kalau
penduduk yang masuk memiliki skill yang bagus maka bisa menciptakan lapangan
kerja dan pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia tampaknya belum seperti itu, yang
pintar-pintar malah lari ke kota lain atau ke luar negeri," ungkap Arief.
disadur
dari Kompas
, Rabu, 1 Juni 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar