Seminggu
lalu, banyak berita terkait Brexit
dan banyak pihak bertanya apakah Brexit
tersebut? Bagaimana pengaruhnya terhadap ekonomi Indonesia dan juga investasi
investor? Apakah perlu membeli produk investasi sekarang ini atau menjual?
Pertanyaan tersebut yang muncul dari semua pihak dalam seminggu terakhir dan
banyak berita atau informasi yang muncul di media massa.
Brexit merupakan kependekan dari British Exit atau Britain Exit (huruf Br dari British atau Britain dan digabungkan
dengan kata exit) yang menyatakan
Inggris akan keluar dari kelompok Uni Eropa. Uni Eropa merupakan kelompok
ekonomi negara-negara di Eropa yang beranggotakan 28 negara, termasuk Inggris.
Sebenarnya
ada dua kelompok yang saling berargumentasi, yaitu kelompok Brexit dan Bremain, tetapi istilah Brexit yang sangat populer. Untuk
menentukan tetap bertahan di Uni Eropa atau keluar dari Uni Eropa, Pemerintah
Inggris meminta pendapat rakyatnya dan membuat hari pemilihan pada 23 Juni
2016. Semua rakyat ramai-ramai pergi ke kotak suara.
Sebelum
adanya pemilihan suara pilihan Brexit
atau Bremain, Perdana Menteri Inggris
David Cameron dan 1.200 konglomerat Inggris, termasuk Richard Brenson, mengingatkan
rakyat Inggris dampak negatif jika keluar dari Uni Eropa sebagai pilihan dan
terus didengungkan.
Pilihan
rakyat Inggris atas referendum tersebut adalah menginginkan keluar dari Uni
Eropa (51,9 persen) dan mendukung Uni Eropa (48,1 persen). Padahal, sebelumnya,
dalam jajak pendapat, yang pro Uni Eropa lebih besar. Kenyataannya berbeda
dengan jajak pendapat tersebut. Berbagai berita menyebutkan, pilihan itu lebih
banyak karena keputusan orang-orang yang sudah lebih senior, bukan anak muda.
Perdana
Menteri Inggris saat ini, David Cameron, berdiri pada posisi mendukung Uni
Eropa. Setelah pengumuman kemenangan Brexit,
Cameron mengundurkan diri sebagai perdana menteri. Tindakan yang mengejutkan
dunia dan contoh sebagai pemimpin. Tidak seperti pemimpin di Indonesia yang
masih mau bertahan walaupun sudah melakukan kesalahan besar.
Efek
Keputusan
rakyat Inggris ini memberikan kejutan kepada dunia karena banyak pengaruhnya
pada perekonomian Inggris, Eropa, dan dunia, bahkan negara sedang berkembang,
seperti Indonesia. Banyak pemimpin negara meminta rakyat Inggris tidak keluar
dari kelompok Uni Eropa karena dampaknya negatif bagi kedua pihak, baik Inggris
maupun Uni Eropa.
Departemen
Keuangan Inggris memperkirakan bahwa tindakan keluar dari Uni Eropa akan merugikan
negara sekitar 5.900 dollar AS per rumah tangga. Pajak yang diterima oleh
Inggris akan berkurang 41,03 miliar dollar AS. Bahkan, George Soros
memperkirakan nilai mata uang poundsterling akan mengalami kemerosotan sebesar
15-20 persen dan lebih buruk dari ”Black
Wednesday” pada tahun 1992.
Dampak
lain keputusan Brexit ini membuat
bayaran pemain bola akan lebih mahal karena nilai poundsterling merosot.
Penduduk Inggris dan negara di Eropa yang anggota Uni Eropa tidak bebas lagi
berpindah-pindah bekerja. Jika Inggris melakukan ekspor, mereka harus melakukan
aktivitas administrasi yang selama ini tidak sulit menjalankannya.
Sebagai
informasi, Inggris mempunyai penduduk nomor tiga, sebesar 64,3 juta jiwa,
setelah Jerman 80 juta jiwa dan Perancis 68 juta jiwa. Dalam jumlah produk
domestik bruto, Inggris menempati urutan kedua sebesar 2.254 miliar euro
setelah Jerman pada level 2.900 miliar euro. Dalam kontribusi keuangan di Uni
Eropa, Inggris menempati urutan keempat sebesar 11,3 miliar euro setelah Jerman
25,8 miliar euro, Perancis sebesar 19,6 miliar euro, dan Italia 14,4 miliar
euro. Dominasi Jerman sangat besar di kelompok Uni Eropa tersebut.
Keputusan
rakyat Inggris membuat dunia mengalami kejutan karena hampir semua pasar saham
mengalami penurunan, termasuk Amerika Serikat dan Indonesia. Dalam pasar valuta
asing, nilai poundsterling mengalami kemerosotan terhadap semua mata uang,
termasuk terhadap rupiah. Akibatnya, ada peluang negatif atau positif yang
diperoleh atas kejadian ini.
Barang
ekspor Indonesia akan lebih mahal karena rupiah mengalami peningkatan akibat
persoalan keuangan (valuta asing) yang dihadapi Inggris. Bayangkan saja rupiah
mengalami apresiasi bukan karena kualitas barang yang mengalami peningkatan,
melainkan karena kemerosotan nilai tukar yang terjadi akibat keputusan
rakyatnya yang kurang cermat.
Barang-barang
ekspor dari Indonesia akan lebih susah bersaing dibandingkan dengan
barang-barang dari Eropa sendiri. Dalam proses ekspor dan impor, Indonesia akan
mengalami persoalan. Dalam bidang administrasi, pengusaha Indonesia akan
melakukan tindakan dua kali kerja karena ke Inggris dengan administrasi sendiri
dan Uni Eropa juga tersendiri. Bahkan dapat diduga, barang ekspor bisa
berkurang sebab selama ini Indonesia hanya melakukan ekspor ke Inggris dan
sekaligus ke negara anggota Uni Eropa yang dilakukan oleh pengusaha Inggris.
Namun, setelah adanya Brexit, akan
dilakukan sendiri dan harus mencari pasar tersebut.
Pada
sisi lain, produk dari Inggris akan hampir sama harganya dengan produk
Indonesia, tetapi kualitasnya berbeda. Konsumen Indonesia bisa menikmati produk
yang berkualitas dengan nilai yang diharapkan. Anak-anak Indonesia akan
membayar lebih murah untuk biaya pendidikan dibandingkan negara-negara lain.
Kualitas pendidikan anak Indonesia tamatan Inggris lebih baik melihat selama
ini kualitas pendidikan di sana cukup bagus. Pada tahun ini pasti ada
pergeseran pilihan pendidikan untuk anak-anak Indonesia yang ingin sekolah ke
luar negeri.
Salah
satu keuntungan dari adanya Uni Eropa adalah kebebasan penduduk anggota negara
di Uni Eropa bisa berpindah-pindah dan tidak perlu banyak administrasi yang
dilakukan, termasuk visa. Akan tetapi, dengan adanya Brexit, akan terjadi perubahan yang mendasar dan ini yang tidak
diinginkan oleh penduduk Inggris.
Penduduk
Indonesia yang masih muda dan mau bekerja kasar akan lebih bisa hidup di
Inggris karena rakyat Inggris pada umumnya tidak mau kerja kasar. Artinya, ada
peluang pasar untuk kerja, tetapi harus menjalani proses lebih rumit karena dibutuhkan
kemampuan berbahasa Inggris.
oleh
Adler Haymans Manurung
disadur
dari Kompas, Sabtu, 2 Juli 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar