Editors Picks

Jumat, 17 Juni 2016

Laba Bank Masih Seret



Laba industri perbankan di Indonesia pada kuartal II/2016 diproyeksi masih tumbuh terbatas. Lambannya penyaluran kredit dan lonjakan rasio kredit bermasalah menjadi faktor utama penekan pertumbuhan laba

Statistik Perbankan Indonesia yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan perApril 2016 laba bersih industri perbankan nasional tumbuh tipis setelah pada kuartal I mengalami koreksi. Pada bulan keempat, laba bersih bank naik 2,11% secara tahunan dari Rp36,84 triliun menjadi Rp37,62 triliun

Adapun, per Maret 2016 laba bersih bank turun sebesar 2,29% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu menjadi Rp28,95 triliun. Kelompok bank umum kegiatan
usaha (BUKU) II mencatatkan koreksi laba bersih paling dalam, yakni sebesar 35,89% year on year (y-o-y).

Disusul oleh kelompok BUKU I yang mengalami penurunan laba bersih sebesar 15,83% y-o-y. Sementara itu, kelompok BUKU III mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang paling tinggi, yakni sebesar 37,92% y-o-y. Sedangkan bank-bank besar bermodal inti lebih dari Rp30 triliun mencatatkan pertumbuhan tipis sebesar 1,30% y-o-y.
Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede mengatakan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal mendatang yang tidak begitu besar dan penyaluran
kre dit belum sekencang tahun lalu, pendapatan bank diproyeksi masih seret.

“Daya beli masyarakat juga masih lemah sehingga permintaan pinjaman juga melemah. Di sisi lain, kredit bermasalah meningkat sehingga bank masih harus menyisihkan pendapatan sebagai pencadangan,” ujarnya kepada Bisnis , Rabu (15/6).

Josua memperkirakan laba bersih bank akan tumbuh cukup baik saat tekanan kredit bermasalah mulai mereda, yakni pada akhir tahun nanti. Dari kalangan bankir, Direktur Utama PT Bank Mayapada Internasional Tbk. Haryono Tjahrijadi memproyeksikan pertumbuhan laba bersih perseroan pada kuartal II tidak akan jauh beda dengan
kuartal I.

"Kurang lebih akan sama seperti kuartal I karena pertumbuhannya juga stagnan," jelasnya.

Pada kuartal I/2016, perseroan mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 7,25% menjadi Rp36,72 triliun dibandingkan dengan akhir tahun lalu yang senilai Rp34,24 triliun, sedangkan penghimpunan dana pihak ketiga tumbuh 10,74% menjadi Rp45,69 triliun dibandingkan dengan akhir tahun lalu. Dari segi laba bersih, perseroan mencatatkan pertumbuhan sebesar 190,18% menjadi Rp281,34 miliar di bandingkan dengan periode sama pada tahun lalu yang senilai Rp97,12 miliar.

Direktur Operasional PT Bank Harda Internasional Tbk. Barlian Halim mengatakan pada kuartal Itahun ini, pencadangan perseroan masih naik senilai Rp3 miliar dibandingkan akhir tahun lalu.

“Kami masih akan terus menahan pertumbuhan NPL supaya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang dibentuk bisa kembali ke laba,” terangnya. Sepanjang kuartal I/2016, Bank Harda mencatatkan perolehan laba bersih senilai Rp2,89 miliar atau naik dari periode sebelumnya Rp2,19 miliar. Kualitas pembiayaan emiten dengan kode saham BBHI ini mengalami perburukan yang tercermin dari rasio NPL gross yang naik dari 3,35% menjadi 7,18% secara tahunan.

Sementara itu, Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Haru Koesmahargyo mengatakan pada akhir tahun ini,perseroan berharap laba bersih tumbuh sebesar 3% hingga 5%. Namun, perseroan hanya mencatat kan pertumbuhan laba bersih pada kuartal I/2016 sebesar 0,65% y-o-y. "Untuk mencapai laba bersih yang kami harapkan, kami akan menaikkan target kredit kami sebesar 1%," ujarnya.

Rasio kredit bermasalah perseroan mengalami peningkatan dari 2,17% menjadi 2,22% y-o-y. Haru mengatakan dengan peningkatan NPL tersebut, pencadangan perseroan juga mengalami peningkatan dari Rp15,39 triliun menjadi Rp18,51 triliun. Haru mengungkapkan peningkatan pencadangan tersebut berdampak pada pertumbuhan laba.
Direktur PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Pahala N. Mansury mengatakan perseroan masih harus menambah pencadangannya di kuartal II karena kredit bermasalah juga terkerek. Dengan demikian laba pada kuartal II cenderung flat.

“Pencadangan masih ada tambahan dari kuartal I. Kita berharapnya laba membaik di kuartal III dan IV,” katanya. Bank dengan logo pita emas ini membukukan laba bersih senilai Rp3,8 triliun atau terkoreksi dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (y-o-y) yang senilai Rp5,1 triliun

Disadur dari Bisnis, Jum’at, 17 Juni 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar